Archive for Desember 2012
logika
By : Unknown
Arti dan Sejarah singkat Logika
“Logika” adalah
bahasa latin berasal dari kata ‘logos’ yang berarti
perkataan atau sabda, istilah lain yang digunakan sebagai gantinya adalah
mantiq, kata arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau
berucap.
Dalam bahasa sehari-hari kita
sering mendengar ungkapan serupa: alasanya tidak logis, kabar itu tidak logis.
Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal, dan tidak logis adalah
sebaliknya.
Dalam buku logic and language
of edition, mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan
metode-metode berpikir benar, sedangkan dalam kamus munjid disebut sebagai “hokum
yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir”.Prof. Thalib
Thahir A. Mu’inmembatasi dengan “ilmu untuk menggerakan pikiran kepada
jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran.” Sedangkan Irving M
Copi menyatakan:
“logika adalah ilmu yang
mempelajari metode dan hokum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran
yang betul dari penalaran yang salah.”
Kata logika rupa-rupanya
dipergunakan pertama kali oleh zeno daricitium. Kaum sofis, Socrates dan plato
harus dicatat sebagi perintis lahirnya logika. Logika lahir sebagi ilmu atas
jasa Aristoteles,Theoprostus dan
kaum stoa.
Aristoteles meninggalkan enam buah buku yang oleh murid-muridnya
diberi nama Orgadon.buku tersebut adalah Categoriae (mangenai
pengertian-pengertian), De Interpretatiae (mengenai keputusan-keputusan), Analitica Priora (tentang
silogisme), Analitica Posteriora(mengenai pembuktian), Topika(mengenai
berdebat) dan De Sophisticis Elenchis (mangenai kesalahan-kesalahan
berfikir). Theoprostusmengembangkan logika aristoteles ini sedangkan kaum
stoa mengajukan bentuk-bentuk berfikir yang sistematis.buku-buku inilah yang
menjadi dasar logika tradisional.
Pada masa penerjemahan
ilmu-ilmu yunani kedalam
dunia arab yang dimulai pada abad II hijriah logika merupakan bagian yang
amat menarikminat kaum muslimin. Selanjutnya logika dipelajari secara meriah
dalam kalangan luas, menimbulkan berbagai pendapat dalam hubungannya dangan
masalah agama. Ibnu Salih dan Imam Nawawi menghukumi haram mempelajari
mantiq sampai mendalam. Al-Ghazali menganjurkan dan menganggap baik, sedangkan
menurut Jumhur ulama
membolehkan bagi orang-orang yang cukup akalnya dan kokoh
imannya.selanjutnya logika mengalami masa dekadensinya yang panjang.
Penemuan-penemuan baru pada
abad XVII dan XVIII ketika
francis bacon mengembangkan metode induktif, ia menyusun buku Novum Organum
Scientiarum. W. Leibnitz menyusun logika aljabar untuk membikin
sederhana pekerjaan akal serta memberi kepastian. Emanuel Kant menemukan logika Transcendental (logika
yang menyelidiki bentuk-bentuk pemikiran yang mengatasi batas pengalaman).pada
abadXIX logika
dipandang sebagai sekedar peristiwa psikologis dan metodis seperti yang di
ajarkan oleh W. Wund J. Dewey dan M. Baldwin.
Dasar-dasar Logika
Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi :
- 2 + 2 = 4
- 4 adalah
bilangan prima
- Jakarta
adalah ibukota negara Indonesia
- Penduduk
Indonesia berjumlah 50 juta
Penghubung
kalimat
Sering kali beberapa kalimat perlu digabungkan menjadi
satu kalimat yang lebih panjang. Misalnya kalimat :4 adalah bilangan gena dan 3
adalah bilangan ganjil merupakan gabungan dari 2 buah kalimat : 4 adalh
bilangan genap dan kalimat 3 adalah bilangan ganjil ` didalam logika dikenal 5
buah penghubung :
Simbol Arti Bentuk
1 ~
Tidak / Not / Negasi Tidak .........
2 ^ Dan / And / Konjungsi ….. dan ……
3 v Atau / Or / Disjungsi …..
atau ........
4 → Implikasi Jika ....... maka .......
5 ↔ Bi – implikasi . .....bila dan hanya bila ......
Dalam matematika digunakan huruf – huruf kecil seperti p,
q, r, ... untuk menyatakan sub kalimat dan simbol – simbol penghubung untuk
menyatakan penghubung kalimat.
Misalkan :
-
p menyatakan kalimat 4
adalah bilangan genap
-
q menyatakan kalimat 3
adalah bilangan ganjil
Maka kalimat : 1 4 adalah bilangan genap dan 3 adalah
bilangan ganjil dapat dinyatakan dengan simbol p ^ q
Jika p dan q merupakan kalimat – kalimat, maka tabel
kebenaran penghubung tampak pada tabel ( T = True/benar ; F = False/salah ).
Perhatikan bahwa secara umum, jika ada n variabel ( p, q, ...), maka tabel
kebenaran memuat 2n baris.
P
|
q
|
~ p
|
p ^ q
|
p v q
|
p → q
|
p ↔ q
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
Contoh :
Misal k : Monde
orang kaya
s : Monde bersuka cita
Tulis bentuk simbolis kalimat berikut ini :
a Monde orang yang
miskin tetapi bersuka cita
b Monde orang kaya
atau ia sedih
c Monde tidak kaya
ataupun bersuka cita
d Monde seorang
yang miskin atau ia kaya tetapi sedih
Anggaplah
negasi dari kaya adalah miskin dan negasi dari bersuka cita adalah sedih
Penyelesaian :
a Kata penghubung tetapi mempunyai arti yang sama dengan
kata penghubung dan sehingga simbolisnya adalah ~ k ^ s
b k v ~ s
c Kalimat tersebut berarti bahwa Monde tidak kaya dan
sekaligus Monde tidak bersuka cita. Bentuk simbolisnya ~ k ^ ~ s
d ~ k v (k ^ ~ s)
PROPOSISI
adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang
memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh
kedua-duanya”. Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi
standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi :
- 2 + 2 = 4
- 4 adalah
bilangan prima
- Jakarta
adalah ibukota negara Indonesia
- Penduduk
Indonesia berjumlah 50 juta
Penghubung
kalimat
Sering kali beberapa kalimat perlu digabungkan menjadi
satu kalimat yang lebih panjang. Misalnya kalimat :4 adalah bilangan gena dan 3
adalah bilangan ganjil merupakan gabungan dari 2 buah kalimat : 4 adalh
bilangan genap dan kalimat 3 adalah bilangan ganjil ` didalam logika dikenal 5
buah penghubung :
Simbol Arti Bentuk
1 ~
Tidak / Not / Negasi Tidak .........
2 ^ Dan / And / Konjungsi ….. dan ……
3 v Atau / Or / Disjungsi …..
atau ........
4 → Implikasi Jika ....... maka .......
5 ↔ Bi – implikasi . .....bila dan hanya bila ......
Dalam matematika digunakan huruf – huruf kecil seperti p,
q, r, ... untuk menyatakan sub kalimat dan simbol – simbol penghubung untuk
menyatakan penghubung kalimat.
Misalkan :
-
p menyatakan kalimat 4
adalah bilangan genap
-
q menyatakan kalimat 3
adalah bilangan ganjil
Maka kalimat : 1 4 adalah bilangan genap dan 3 adalah
bilangan ganjil dapat dinyatakan dengan simbol p ^ q
Jika p dan q merupakan kalimat – kalimat, maka tabel
kebenaran penghubung tampak pada tabel ( T = True/benar ; F = False/salah ).
Perhatikan bahwa secara umum, jika ada n variabel ( p, q, ...), maka tabel
kebenaran memuat 2n baris.
P
|
q
|
~ p
|
p ^ q
|
p v q
|
p → q
|
p ↔ q
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
Contoh :
Misal k : Monde
orang kaya
s : Monde bersuka cita
Tulis bentuk simbolis kalimat berikut ini :
a Monde orang yang
miskin tetapi bersuka cita
b Monde orang kaya
atau ia sedih
c Monde tidak kaya
ataupun bersuka cita
d Monde seorang
yang miskin atau ia kaya tetapi sedih
Anggaplah
negasi dari kaya adalah miskin dan negasi dari bersuka cita adalah sedih
Penyelesaian :
a Kata penghubung tetapi mempunyai arti yang sama dengan
kata penghubung dan sehingga simbolisnya adalah ~ k ^ s
b k v ~ s
c Kalimat tersebut berarti bahwa Monde tidak kaya dan
sekaligus Monde tidak bersuka cita. Bentuk simbolisnya ~ k ^ ~ s
d ~ k v (k ^ ~ s)
Negasi
~p
Pernyataan negasi merupakan
pernyataan yang menyangkal pernyataan awal, atau lawan dari pernyataan awal.
Untuk membuat tabel kebenaran dari pernyataan negasi, terlebih dahulu kita buat
tabel kebenaran untuk nilai kebenaran pernyataan asalnya. Pernyataan asal (p)
dapat bernilai salah atau benar. Maka tabel nilai kebenaran dari pernyataan p
adalah:
p
|
B
|
S
|
Bila p bernilai benar, maka
~p akan bernilai salah, karena ~p menyangkal kebenaran di p. Jika p salah, ~p
bernilai benar. Tabel kebenaran untuk negasi mendeskripsikan nilai kebenaran
yang diberikan oleh ~p. Baris pertama pada tabel kebenaran dibaca "~p
salah bila p benar", sedang baris kedua dibaca "~p benar saat p
salah."
p
|
~p
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Konjungsi
p^q
Konjungsi menggabungkan dua
pernyataan dengan kata hubung logika 'dan.' Kalimat majemuk "Burhan
seorang dokter dan kader partai golkar" adalah sebuah konjungsi dengan
representasi simbol sebagia berikut.
p : Burhan seorang dokter
q : Burhan kader partai
demokrat
p^q : Burhan seorang dokter
dan kader partai demokrat.
Nilai kebenaran suatu
pernyataan majemuk bergantung dari nilai kebenaran pernyataan-pernyataan yang
menyusunnya. Berapa banyak baris yang dibutuhkan dalam tabel kebenaran
konjungsi p^q? Karena p memiliki dua kemungkinan, demikian pula dengan q,
kombinasi kemungkinan-kemungkinan itu ada 4 (2.2).
p
|
q
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
Suatu konjungsi p^q benar
bila masing-masing pernyataan-pernyataan yang menyusunnya benar, kombinasi
selain itu bernilai salah. Simbol p maupun q dapat merepresentasikan pernyataan
apa saja. Pernyataan majemuk p dan q bergantung pada nilai kebenaran
masing-masing p dan q. Misalnya konjungsi p^q salah ketika p salah dan q benar.
Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi p^q selengkapnya.
p
|
q
|
p^q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
“Bila P benar dan Q benar
maka kesimpulannya benar,selain itu salah “
Disjungsi
pvq
Disjungsi menggabungkan dua
pernyataan dengan kata hubung logika 'atau'. Pernyataan majemuk "Burhan
adalah seorang dokter atau kader partai golkar" merupakan disjungsi (atau
inklusif) dengan presentasi simbolisnya:
p : Burhan seorang dokter
q : Burhan kader partai
golkar
pvq : Burhan seorang dokter
atau kader partai golkar.
Walaupun dalam kenyataan
Burhan yang seorang dokter bukan kader partai golkar, disjungsi pvq diatas
tetap bernilai benar. Disjungsi bernilai benar bila paling tidak terdapat satu
pernyataan penyusunnya yang bernilai benar. Disjungsi salah bila nilai
kebenaran setiap penyusunnya salah.
p
|
q
|
pvq
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
“Bila P salah dan Q salah maka kesimpulannya
salah,selain itu benar”.
Implikasi
p -> q
Implikasi merupakan
pernyataan majemuk dalam bentuk 'jika p maka q' yang disimbolkan p -> q.
Bagaimanakah kebenaran implikasi? Perhatikan kalimat 'Jika kamu memberi Rp.
20.000,- padaku, akan kubelikan tiket konser untukmu.' Representasi simbolis
dari kalimat tersebut adalah sebagai berikut:
p : Kamu memberiku Rp.
20.000,-
q : Aku membelikan tiket
konser untukmu.
p -> q : Jika kamu
memberiku Rp 20.000,-, Aku akan membelikan tiket konser untukmu.
Implikasi dapat dipandang
sebagai sebuah janji. Anggap kamu benar-benar memberiku 20 ribu, maka aku akan
mempunyai dua opsi, apakah membelikan atau tidak. Bila aku membelikan (q = B)
maka pernyataan tersebut benar. Tetapi bila aku tidak membelikan (q = S) maka
kalimat tersebut salah. Situasi ini dapat digambarkan sebagai berikut.
p
|
q
|
p->q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
?
|
S
|
S
|
?
|
Lalu bagaimana bila kamu
tak memberiku 20 ribu? p = S? Tentu apakah aku akan memberimu tiket atau tidak,
p -> q tidak salah. Karena janji hanya dipenuhi bila p benar. Karena p ->
q tidak salah, maka bila p salah secara langsung membuat nilai kebenaran p
-> q benar. Tabel implikasi yang lengkap adalah sebagai berikut.
p
|
q
|
p->q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
“Bila pernyataan pertama bernilai benar dan
pernyataan kedua bernilai salah maka kesimpulannya salah, selain itu benar”.
Biimplikasi
adalah pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung logika " … jika dan hanya jika … " dan diberi lambang " ⇔ " atau " ↔ ".
Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis " p ⇔ q " atau
"p ↔ q" dibaca "p jika dan hanya jika q " dan sering juga dibaca " p equivalen q " dimana p adalah syarat perlu dan cukup bagi q.
Tabel nilai kebenaran biimplikasi sebagai beriku
adalah pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung logika " … jika dan hanya jika … " dan diberi lambang " ⇔ " atau " ↔ ".
Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis " p ⇔ q " atau
"p ↔ q" dibaca "p jika dan hanya jika q " dan sering juga dibaca " p equivalen q " dimana p adalah syarat perlu dan cukup bagi q.
Tabel nilai kebenaran biimplikasi sebagai beriku
P
|
Q
|
PóQ
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Dari tabel di atas dapat disebutkan bahwa p ⇔ q bernilai benar jika kedua komponen
penyusunnya memiliki nilai kebenaran yang sama (benar semua atau salah semua).
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk yang disusun berdasarkan pernyataan:
p: 2 bilangan prima
q: 2 + 6 = 12
Tentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk yang disusun berdasarkan pernyataan:
p: 2 bilangan prima
q: 2 + 6 = 12
1.
2
bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 = 12
2.
2
bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 tidak sama dengan 12
3.
2
bukan bilangan prima jika dan hanya jika 2 + 6 = 12
4.
2
bukan bilangan prime jika dan hanya jika 2 + 6 tidak sama dengan 12
Penyelesaian:
5.
Tulis
p: 2 bilangan prima
q: 2 + 6 = 12.
Jelas nilai kebenaran p adalah B dan nilai kebenaran q adalah S.
Jadi nilai kebenaran p q adalah salah (S).
q: 2 + 6 = 12.
Jelas nilai kebenaran p adalah B dan nilai kebenaran q adalah S.
Jadi nilai kebenaran p q adalah salah (S).
6.
Kalimat
bernilai benar (B)
7.
Kalimat
bernilai salah (S)
8.
Kalimat
bernilai benar (B)
Tautologi
dan Kontradiksi
Dalam logika matematika, tautologi adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai benar
untuk setiap kemungkinan. Hal ini dapat dibuktikan menggunakan tabel kebenaran ataupun sifat-sifat
logika.
Contoh
tautologi adalah:
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p → q
|
(p → q) ∧ ~q
|
[(p → q) ∧ ~q] → ~p
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
Dari
tabel di atas, bisa dilihat bahwa apapun nilai kebenaran premis p dan q, pernyataan di atas tetap bernilai
benar semua, sehingga digolongkan sebagai tautologi.
Dalam logika matematika, kontradiksi adalah suatu pernyataan majemuk yang bernilai
salah untuk semua kemungkinan dari premis-premisnya. Jadi, kontradiksi
berlawanan dengan tautologi. Hal ini dapat dibuktikan
menggunakan tabel kebenaran ataupun sifat-sifat
logika.
Contohnya
adalah:
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p ∧ q
|
~p ∧~ q
|
(p ∧ q)
∧ (~p ∧~ q)
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
Dari tabel di atas, bisa dilihat bahwa apapun
nilai kebenaran premis p dan q, pernyataan di atas tetap bernilai
salah semua, sehingga digolongkan sebagai kontradiksi.